Jumat, 27 Juni 2014

KOREGA BOKUTACHI NO UNMEI NO HAJIMARU ( INI ADALAH AWAL DARI TAKDIR KITA)









korega bokutachi no unmei no hajimaru. Ini adalah awal dari takdir... kita

Gadis itu berjalan seorang diri di sepanjang trotoar di kota ini, ini adalah hari pertama ia  berada di negara lain, ia gadis dengan rambut yang tergerai panjang berjalan sambil mendorong kopernya, ia masih sibuk membaca alamat yang tertera di selembar kertas kecil itu, ia mencoba melihat di sekelilingnya, hilir mudik mencara nama sebuah apartemen yang sesuai dengan alamat itu.
“tokyo’s house, benarkah alamat ini  ? “ ujar gadis itu sambil melirik ke arah kanan dan kiri sambil sesekali mencermati alamat tersebut. Sambil sesekali melihat kertas itu tiba-tiba handphone nya berbunyi suara penyanyi artis kegemarannya, “ daddy, “ ujar nya sambil tersenyum lebar setelah melihat nama ayahnya tertera di layar teleponnya.
“hallo sayang” sapa laki-laki tua di handphonenya
“daddy, ada apa ?” ujarnya
“ sayang, apa kau sudah menemukan apartemen mu sendiri ?” ujar laki-laki itu
“ belum daddy, aku masih binggung, dengan apartemenku sendiri” ujarnya sambil mengigit ujung bibir manisnya.
“baiklah, lebih baik kau menunggu aunty mu saja, kau lebih baik tinggal bersamanya dan itu juga membuat aja menjadi merasa lega, aku agak khawatir denganmu, jadi kau tunggu dia di depan tokyo’s bank dan dia akan menjemputmu disana, maaf ayah harus bekerja kau jaga kesehatanmu jangan lupa selalu minum obatmu, tunggu lah sekitar 10 menit dan auntymu akan menghampirimu, bye sayang” ujar laki-laki mengakhiri pembicaraannya.
“bye dad” ujar gadis itu.
Setelah menunggu sekitar 10 menit, ia melihat sebuah mobil sedan hitam berhenti di depannya, ia melihat seorang wanita tua yang turun dari mobil itu bersama seorang laki-laki tinggi dengan baju kaos putih dan celana pendek selututnya sambil sibuk mendengarkan lagu dari earphonenya. “ emma, kau sudah lama menunggu ?” ujar wanita itu, “ tidak aku baru saja tiba” ujar gadis itu yang di panggil emma, “ ohayo gozaimasu emma-chan, watashi wa yiruma asami” ujar wanita itu, “ohayo, bibi, “ ujar emma.
Emma segera mengangkat barang-barangnya, “ emma, kau bisa memanggilku bibi asami”, “ baik lah bi, bi siapa laki-laki itu ? “ ujar emma, “ dia komiyama yoh, dia keponakkan bibi, dia juga berasal dari Indonesia sepertimu tetapi ia lama tinggal di jepang ini jadi dia bisa berbahas Indonesia juga”, “, “yoh, kemari” ujar bibi asami sambil melambaikan tangan ke arah laki-laki itu.
Bibi asami terlihat sedang berbicara kepada laki-laki, ia mengangguk tanda sebuah kesetujan lalu mengambil koper tas emma dan membantu emma memasukkannya kedalam bagasi mobil tanpa berbicara sepatah katapun. Dia sesekali melirik ke arah emma, dengan perasaan canggung dan bingung emma pun memulai pembicaraan kepada laki-laki itu. “ohayo gozaimasu, arigato nii chan” ujar emma, lelaki itu pun menutup pintu bagasi mobil sambil berkata kepada emma, “hei, aku bisa menggunakan bahasamu, namaku komiyama yoh” ujarnya dengan wajah dingin lalu segera masuk ke dalam mobil di susul emma.
Emma duduk bersama dengan komiyama yoh, lalu ia mengeluarkan gelang putih yang di hiasi dengan miniatur menara eiffel kecil, ia sesekali mengusap kan tangannya ke gelang itu, komiyama yoh melihat kelakuan emma yang aneh langsung bertanya, “ hei,, kau kenapa mengelus tanganmu sendiri ? kau kedinginan ? oh iya aku hampir lupa, kau tinggal di daerah tropis dan tak terbiasa dengan suasana jepang, benar kan ?” ujar komiyama yoh meyakinkan perkataannya.
Emma sangat kesal dengan sikap dari yoh, ia hanya diam saja dan membuang wajahnya ke arah jendela mobil untuk melihat pemandangan kota tokyo. Ini pertama kalinya ia pergi ke jepang, jadi ia terpukau dengan keindahan kota jepang, ia hampir tidak percaya dengan pemandangan yang disuguhkan oleh kota tokyo.
Mobil sedan berwarna hitam itu pun berhenti di sebuah rumah cukup besar di tengah kota, ia segera mengambil koper dan tas nya lalu mengikuti bibi asami menuju rumah tersebut, ia cukup terpukau dengan rumah itu, rumah minimalis yang indah berwarna coklat khas warna jepang dengan halamannya yang cukup rindang membuat siapapun merasa nyaman.




 Ia segera memasuki rumah itu, ia melihat sekelilingnya, di sudut kiri terdapat sebuah kursi untuk bersantai, terdapat pula kolam ikan yang bisa di lihat dari sebuah jendela kaca berukuran sedang, di sudut kanan terdapat sebuah rak buku yang tertata sangat rapi dan sebuah foto keluarga milik bibi asami.
Ia pun langsung diantar oleh bibi asami untuk pergi kekamarnya, “emma, ini kamarmu sekarang, selalu jaga kerapian dan kebersihannya karena kamar ini dulunya untuk anak perempuanku tapi sayang aku malah mendapat kan fumika, jadi aku jadikan kamar ini sebagai kamar tamu saja” ujar bibi asami, “ terima kasih bibi asami, kau wanita yang cantik “ ujar emma.
“ohh yah satu lagi emma, aku akhir-akhir ini sangat sibuk jadi jika kau perlu apa-apa kau tanya saja sama fumika atau sama komiyama yoh, kamar komiyama yoh ada di sebelah mu ini” ujar bibi asami sambil menunjukkan sebuah kamar berwarna paduan coklat dan putih, dengan sebuah tulisan huruf kanji berukuran besar “ai(cinta)” dan di bawahnya tertulis namanya sendiri, “komiyama yoh” .
Emma membantu bibi asami menyiapkan makan malam, “emma, kau panggil yoh di kamarnya, dia susah sekali untuk di panggil, cepat” ujar bibi asami, “baik bi” ujar emma. Emma menuju kamar yoh, ia mengetuk pintu kamar yoh, “ yoh, yoh kau didalam ? ayo kita makan malam bibi emma sudah menunggumu” teriak emma, tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan sangat kuat dan membuat emma terkejut, “ bisakah kau tidak berteriak ? aku tidak tuli” ujar yoh. Yoh segera meninggalkan emma dengan wajah kesalnya.
Emma segera bangun dari tidurnya saat sinar matahari pagi masuk kedalam celah-celah kamarnya, ia masih menggeliat diatas tempat tidurnya sambil sesekali menguap, ia sangat lelah hari ini, ia membuka jendela kacanya lalu mengambil handuk untuk mandi. Setelah ia mandi, ia pun turun ke lantai bawah, di lihatnya di atas meja makan terdapat sebuah roti, ia langsung menyantap roti itu tanpa mengetahui hal yang akan terjadi. Ia melihat yoh di sofa sedang menonton Tv, ia menghampiri yoh yang sedari tadi sibuk memencet tombol remote TV sambil meminum sebotol minuman soda.
“kau sedang apa yoh ?” tanya emma
“bukan kah kau melihat ku sedang menonton Tv ?” tanya yoh cuek
“huh, aku kan hanya ingin menegurmu dasar laki-laki sombong” ujar emma sambil menyibak rambut panjangnya.
“aku tidak perlu kau tegur” ujar yoh memalingkan wajahnya,
            Yoh beranjak dari sofa dan segera mengambil jaket berwarna coklatnya, emma melihat yoh yang sudah rapi ia bertanya kepada yoh, “ yoh kau mau kemana ?” ujar emma, “aku ingin keliling kota tokyo, agar kau tidak mengganguku “ ujar yoh, emma langsung menarik tangan yoh, “ yoh bolehkah aku ikut denganmu ? kumohon aku ingin sekali keliling kota ini, dan kudengar INSTITUTE TECHNOLOGY OF TOKYO sangat dekat dari sini, boleh kah ku ikut ?” ujar emma memohon. Yoh tidak tahan melihat kelakuan emma seperti itu langsung mengiyakan saja kemauan emma, emma sangat senang ia berlari ke kamarnya mengambil tas dan jaketnya lalu segera berlari menuju yoh.
            Yoh dan emma berkeliling di sekitar taman kota tokyo, emma tak bisa hanya berdiam diri saja, ia kesana kemari melihat pemandangan indah di taman yang terletak di tengah-tengah kota tokyo, ia menarik yoh kesana dan kesini hanya untuk melihat sesuatu yang dianggap yoh tidak lah menarik.
            Yoh dan emma duduk di bangku taman sambil memakan ice cream yang tadi ia beli dengan emma, “ ummm... yoh, ice creamnya sangat enak,, tidak sia-sia aku membeli 3 sekaligus” ujar emma sambil sibuk melahap ice creamnya, “ bukan kah di Indonesia juga punya ice cream, kau sangat rakus, seperti tidak memakan ice cream setahun saja” ujar yoh.




“ yoh, bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu ?” ujar emma,
“kau ingin bilang apa ?” ujar yoh
“yoh, ku dengar kau bekerja di institute technology of tokyo, benarkah itu ?” ujar emma
“iya, ada apa ?” ujar yoh
“benar kah ? jadi kau mengenal aditya pratama ? dia mahasiswa dari Indonesia, kau tau dia kan ?” emma
“aditya ? uummm ya, aku mengenal dia, dia salah satu yang berperan penting di universitas itu, aku dan dia pernah bekerja sama dalam mngembangkan robot terbaru kami” ujar yoh
“yoh, bisa kah aku ikut bersamamu besok untuk menemui dia ?” ujar emma memohon
“kau kenapa ? “ ujar yoh
“ aditya pratama adalah alasan mengapa aku bisa sampai di sini yoh, aku menyukai adit semenjak SMP, seburuk apapun dia aku tetap mencintainya rasa ini seperti punya kendali khusus” ujar emma serius.
            Yoh terdiam mendengar ucapan emma, “ bukan kah kau ingin kuliah di sini ?” ujar yoh menatap emma dengan wajah yang bingung.
“yah sebenarnya aku tidak menyukai jepang yoh, aku lebih menyukai paris, kau tau aku sangat senang dengan paris sampai aku berkhayal bahwa suatu saat nanti seseorang akan melamarku di puncak eiffel dan seseorang itu ialah aditya pratama” ujar emma serius.
“emma, jika kau mencintainya kenapa kau harus merubah seluruh dirimu ? bukankah jika cinta itu tidak ada yang harus sempurna ?” ujar yoh, emma terdiam dengan perkataan yoh tadi, ia coba memikirkan hal itu. Yoh benar jika ia juga mencintaiku bukan kah dia menerima kekuranganku.
            Emma dan yoh pulang kerumah bibi asami, hari mulai gelap, mereka menunggu bus yang datang, sambil duduk di halte emma melihat sosok pria tinggi keluar di sebuah minimarket  menggunakan jaket abu-abu dan membawa kantong belanja dan pergi menuju sebuah restoran ramen. Emma melihat pria itu dengan teliti ia pernah melihat laki-laki itu, laki-laki yang membuat dia berada di negara sakura ini, laki-laki yang ia tunggu sejak dari SMP, emma terpenjarat dan dia menjerit.
            “ADITTTT” teriak emma sambil menuju kearah laki-laki itu
            Yoh terkejut melihat ekspresi emma dia melihat kearah tangan emma, “kau melihat apa ?” ujar yoh, “ itu adit, itu adit, yoh ayo ikut aku itu adit aku harus katakan perasaanku yoh” ujar emma sambil menarik tangan yoh, yoh hanya mengikuti arah emma yang berlari sangat kencang sambil menarik tangan emma.Emma memasuki sebuah restoran ramen yang terkenal, ia  melihat ke segala penjuru restoran, ia dengan teliti melihat satu per satu orang-orang yang sedang memakan mie ramen. Ia melihat kearah meja sudut di dekat jendela, sosok yang ia kejar tadi, ia menghampiri meja itu dengan perasaan yang gugup emma mendekati laki-laki itu, ia berusaha memberanikan dirinya, ditariknya nafas yang panjang lalu ia hembus kan kembali, ia berjalan ke arah laki-laki itu.
            “kak adit” sapa emma dengan suara yang kecil
            “iya, siapa yah ?” ujar adit melihat kearah sosok perempuan yang memanggilnya tadi.
            “ kau benar kak adit ?” ujar emma
            “ iya aku aditya pratama, maaf anda siapa nona ?” ujar adit bingung
            “ ini aku, emma kak, juniormu tidakkah kau ingat itu ? “ ujar emma meyakinkan adit.
            “ohh, aku ingat sekarang, kau gadis kecil yang sering ku panggil rapunzel kan ? “ adit
            “ iya kak, ini aku emma yang sering kaka panggil rapunzel karena dulu rambutku panjang” ujar emma
            “kau ke jepang juga ? wahh sudah 4 tahun kita di tempat yang sama terus” ujar adit
            “empat tahun ? aku bahkan menunggu dari SMP kak dan kau sama sekali tak menyadari itu ?” ujar emma menggerutu dalam hati
            Yoh menghampiri emma yang sudah melupakannya sejak bertemu dengan aditya, dia menarik tangan emma dan mengajak emma keluar dari restoran itu. “yohh, lepaskan, kau kenapa tiba-tiba menarikku seperti ini ?” ujar emma kesal. Yoh melepaskan tangan emma, “ehh dasar gadis aneh, kau tadi menarikku ke dalam restoran itu, meninggalkan bus, dan saat bertemu dengan adit kau melupakanku yang kau tarik ke restoran itu, tidak kah kau menyadari itu semua ?” ujar yoh kesal. Yoh dan emma berjalan menyelusuri tiap jalan di sudut kota tokyo, tidak ada dari mereka yang berbicara, mereka hanya diam dan terus berjalan, emma yang tak tahan dengan suasana hening sejak dari tadi mulai angakat bicara, “ yoh, maaf kan aku, aku tau aku salah tapi aku tak bermaksud seperti itu tadi, aku hanya terlalu senang bisa bertemu dengan aditya lagi, orang yang kutunggu sejak SMP, dia adalah orang yang selalu ku katakan kepada Tuhan bahwa dialah masa depanku nanti” ujar emma.
            Yoh menghela nafasnya, “emma,apa kau tidak lelah menunggu dia ? sedangkan dia selalu bersama dengan orang lain ? emma jika kau menyukainya seharusnya dia tidak menuntut mu untuk jadi yang sempurna, aku tidak ingin kau seperti orang lain jika bersama dengan dia” ujar yoh.
            “maksudmu ? orang lain ?” ujar emma bingung
            “emma, dengar kan aku, aditya pratama adalah patner kerjaku, kau tau dia sangat dekat dengan mizuki, model internasional itu dan kudengar mereka sudah tunangan di bali” ujar yoh sambil menghela nafas.
            “apppaa? Kau kenapa harus memberitahuku sekarang ? aku membencimu sama seperti adit” ujar emma. Air mata emma mengalir di pipinya ia tak percaya bahwa semua yang ia tunggu hanya sia-sia.
            Emma berlari memasuki rumah bibi asami, ia langsung berlari menuju kamarnya dengan wajah yang sedih, bibi asami heran dengan sikap emma, ia melihat yoh yang mengejar emma, “ yoh, ada apa dengan emma ? kenapa dia menangis ? bukan kah kau kusuruh untuk menjaganya ?” ujar bibi asami, yoh menatap bibi asami, ia tak memperdulikan perkataan dari bibi asami, ia berlari menuju kamar emma. Yoh berusah mengetuk pintu kamar emma.
            “tok,, tok,, tokk, emma buka pintumu aku mau bicara” ujar yoh
            “ jangan ganggu aku dulu yoh, aku ingin sendiri sana pergi masuk saja ke kamarmu” ujar emma.
            “emma, maafkan aku, aku tak bermaksud untuk menyakitimu, aku tidak tau bahwa kau sangat mencintai adit, emma ku mohon aku sangat menyesal, beritahu aku apa yang kau mau pasti akan ku kabulkan asal kau jangan bersikap seperti ini” ujar yoh
            “ aku hanya ingin sendiri tolong tinggal kan aku “ ujar emma
            Yoh hanya pasrah, ia masuk ke kamarnya, dihempaskannya tubuhnya kekasur, ia berusaha memejamkan matanya tetapi sulit sekali, ia bangun dari tidurnya dan mengambil sebuah album kecil berwarna putih yang sudah berdebu dan dimakan zaman, ia duduk di atas ranjangnya dan membuka album putih itu.
            Ia melihat foto masa kecilnya bersama dengan seorang wanita cantik disebelahnya yang sedang memakai sebuah mahkota bunga. Yoh tersenyum melihat foto-foto itu, yoh mengambil kameranya dan memfoto foto itu.
            “kau, gadis kecil-ku itu, kau sama sekali tak pernah berubah selalu cantik apalagi jika kau memakai mahkota bunga ini, kau tampak bahagia berbeda dengan sekarang... emma” ujar yoh. Yoh meletakkan kembali album itu dan kembali lagi merebahkan dirinya ke kasur.
            *****
                Yoh kelihatan sangat bingung ia terlihat gelisah saat berdiri di depan pintu kamar emma, ia khawatir dengan keadaan emma, ia terlihat mondar-mandir di depan pintu kamar emma, dengan menghela nafas yang panjang ia berusaha mengetuk pintu kamar emma, saat ingin mengetuk pintu kamar emma, tiba-tiba sosok emma keluar dari kamarnya dan terkejut melihat yoh berdiri di depan kamarnya, dengan perasaan yang malu dan canggung yoh akhirnya mencari akal untuk menutupi maksudnya.
            “hai emma, ohayo gozaimasu, kau sudah bangun rupanya” ujar yoh yang terlihat gugup.
            “ kau kenapa berdiri di depan pintu kamarku ?” ujar emma bingung dengan sikap yoh.
            “tidak, aku hanya khawatir dengan kejadian semalam, kau baik baik saja kan ? aku minta maaf” ujar yoh
            “tidak, apa-apa, aku baik-baik saja” ujar emma
            “emma, sebagai permintaan maaf ku mau kah kau jalan-jalan dengan ku ke taman hari ini ?” ujar yoh
            “tidak  buruk. baiklah” ujar emma.
Yoh dan emma berjalan menuju taman, mereka tampak asyik dengan keadaan sekitar taman, yoh sangat senang karena emma bisa melupakan adit, yoh membulatkan tekadnya ini saat yang tepat untuk mengatakan bahwa emma adalah gadis kecilnya sekaligus cinta pertamanya yang ia tunggu selama ini.
Emma dan yoh duduk di bangku taman tempat biasa mereka duduk, yoh memberanikan diri untuk mengatakannya ke emma. “emma, ada sesuatu yang aku ingin katakan” ujar yoh, “kau ingin katakan apa yoh?” ujar emma.
“emma, watashi emma-chan toko da suki(aku menyukaimu emma)” ujar yoh
            Emma terkejut dengan perkataan yoh, ia bingung apa yang sedang yoh katakan.
“yoh, kenapa kau mengatakan hal itu kau kenapa ?” ujar emma
“emma, aku menyukaimu, aku mencintaimu dan rasaku terus ada ketika aku berada didekatmu, emma jujur kau adalah gadis kecil-ku dulu kau adalah cinta pertamaku, kau ingat ini aku, aito(jimat cinta)-mu yang dulu sering memberimu mahkota bunga, tidakkah kau ingat itu ?” ujar yoh
Emma berusaha mengingat kejadian masa kecilnya, dia terkejut saat yoh mengatakan hal itu kepadanya, “ yoh benarkah itu ? tapi yoh, kenapa kau baru memberitahuku sekarang ? kenapa kau memberitahuku sekarang disaat aku mencintai orang lain dan ingin pergi, kenapa kau memberitahuku di saat aku ingin pergi dari disini ?” ujar emma sambil menangis.
            “maksudmu ? kau ingin pergi kemana ? “ ujar yoh bingung
            “yoh, aku akan ke paris, aku akan tinggal bersama daddy ku dan melanjutkan kuliahku disana, karena kufikir jepang bukanlah negara yang cocok untuk cintaku, ku fikir aku bisa melupakan adit ketika aku pergi ke paris, maaf kan aku yoh, aku tak bermaksud menyakitimu, maafkan aku yoh” ujar emma.
            Yoh memeluk emma yang menangis sejadi-jadinya, ia sangat menyesal kenapa harus mengutarakan isi hatinya kalo ia juga terluka, ia berusaha tegar sambil memeluk erat emma. “kau tak perlu menjawab semua yang ku katakan tadi, aku akan menunggumu untuk menjawab hal itu, pergilah ke paris, ku harap saat kau di paris kau akan merasa tenang” ujar yoh.
            “maafkan aku yoh, aku akan pergi besok, daddy menyuruhku untuk datang secepatnya, Sumimasen(maaf) yoh” ujar emma.
**
            Emma segera membereskan barang-barangnya, pagi itu ia telah siap siap pergi dari rumah itu, yah mungkin karena jepang bukan negara yang cocok untuknya, tapi ia sangat mencintai sosok yang berasal dari negara tersebut, ia mulai menyukai seseorang selain adit, ia mulai merasakan getaran lain terhadap sosok yoh. Ia segera turun ke bawah dan menyapa semua orang yang sudah menunggunya.
            “emma, kau sudah siap ? jika kau berubah fikiran aku akan menelpon daddy untuk membatalkan jadwal penerbanganmu” ujar bibi asami
            Emma tetap dengan keputusannya, bibi asami hanya bisa pasrah, ia lalu mengantar emma masuk dalam mobil. Emma menatap sosok yoh yang sedari tadi bersikap dingin kepadanya. “yoh kau marah kepadaku ?” tanya emma. “tidak, aku hanya diajak bibi asami untuk mengantarmu ke bandara” ujar yoh. Sepanjang jalan, yoh dan emma tidak saling berbicara, mereka diam satu sama lain dan hanya sibuk dengan handphone mereka masing-masing. Bibi asami melihat keanehan dengan kedua keponakannya. “ heii, kalian berdua kenapa ? kenapa kalian diam ? hahhh.. mobil ini seperti kuburan” ujar bibi asami. Pesawat yang di tuju emma akan berangkat emma bersiap-siap memasuki pesawat, ia menoleh sejenak kearah yoh yang hanya berdiri diam dibalik dinding kaca lobi, emma segera pergi. Yoh hanya melihat sambil terdiam, tak ada kalimat lagi yang ia ucapkan, yoh melihat pesawat emma pergi membawa emma dan cintanya ke negara lain.
****
1 TAHUN KEMUDIAN DI PARIS ..
            Gadis itu menyelusuri jalanan di kota paris, hari ini dia ingin menghabiskan waktunya untuk melihat seisi paris dari puncak eiffel. Ia terus berjalan dan berhenti tepat di bawah menara eiffel ia memejamkan dan memegang nyonya besar itu. Ia merasakan semilir angin menerpa wajahnya dan rambutnya, dingin besi eiffel yang ia sentuh membuat hatinya merasa tenang dan sangat bahagia.
           




Emma menaiki menara eiffel, ia ingin melihat keindahan paris lebih dekat, ia pernah berharap suatu saat nanti ia akan dilamar di puncak eiffel ini, dengan senja yang menghiasi dan kota ini jadi saksinya. Emma sedang menikmati sore itu, tak di sangka seseorang telah melemparnya dengan sebuah kaleng berisi sebuah surat.
korega bokutachi no unmei no hajimaru(ini adalah awal dari takdir kita),
Emma watashi no koto ga suki (aku mencintaimu emma),
Emma boku wa,boku no kekko kudasai, emma-chan(maukah kau menikah denganku ? menikalah denganku emma)”
                                                _yoh_
            Emma terkejut membaca surat itu, ia mencari sosok pengirim surat itu, ia melihat ke sekelilingnya, ia mencari laki-laki itu, mencari aito-nya, ia mencari sosok itu, ia berjalan mencari kesana kemari sosok itu. Ia tidak menemukan laki-laki itu, ia sangat kesal, ia pun berteriak, “yoh, keluar lah, kau di mana ? yohhhh, dasar bodoh kau fikir kau bisa sembunyi seperti ini ?, aku tau kau disini sekarang keluarlah” teriak emma dan membuat semua orang menoleh ke arahnya.
            “ butuh bantuan untuk mencari kekasihmu nona emma ?” ujar sosok laki-laki yang tiba-tiba muncul di belakang emma. Emma menoleh kearah suara itu, emma melihat orang itu. Laki-laki itu mendekati emma sambil membawa sebuah album putih kecilnya dan sebuah kotak coklat kecil yang sudah usang.
            “emma, hari ini, kota ini, senja ini, album ini dan kotak ini adalah saksi bahwa aku mencintaimu emma. Emma jet’aime,  Emma, watashi no koto ga suki, emma-chan boku wa, boku no kekko kudasai emma-chan” ujar yoh, yoh berlutut di hadapan emma.
            emma, watashi no koto dak suki, boku no kekko kudasai” ujar yoh sambil membuka kotak coklat kecil yang berisi sebuah cincin dan sebuah mahkota bunga.
            Emma hanya tersenyum dan bahagia, kini ia telah selesai dengan perjalanan cintanya.



 by : intan larasati
(dilarang menjiplak atau mencopy tanpa seizin)





CERITA HATI KECIL



            Adakalanya aku,kita, dan mereka sering memikirkan bagaimana jika kita sudah memiliki masa depan nanti, mungkin kita akan sibuk dengan dunia kita masing-masing. Seperti itu lah yang terjadi denganku, perkenalkan aku Emma Amelia aku terlahir di sebuah kota yang mungkin tak ada yang tau tentang kota sejuta kenangan ini. Muaradua. Yah, aku lahir di Muaradua, 18 april 1999. Dan aku sangat menyendiri, aku sangat menyukai apa yang tidak banyak orang sukai, terkadang aku suka sering melihat awan, aku hanya berkhayal bagaimana suatu saat nanti aku bisa melihat awan cumulus dan cirrus di negara lain.
            Kau tau hal apa lagi yang aneh di hidupku ? teman-temanku memanggilku dengan sebutan “black” karena waktu SMP seorang temanku menjulukiku “si hitam” karena dia bilang jika kulitku sangat hitam. Aku awalnya marah tetapi aku diam-diam berusaha untuk memperbaiki diriku, dan kini aku telah berubah meski sedikit demi sedikit. Sejak kelas 1 SMP aku sangat menyukai seseorang, dia kakak kelasku, dia sangat berbeda dengan yang lain, dia sangat pintar di sekolahku dia selalu menjadi juara umum dan kebetulan dia satu kelas dengan sepupuku, setiap hari aku bermain di kelas sepupuku hanya untuk melihat dia. Aku sangat menyukai kakak kelas itu. Dia mungkin tidak tampan tapi dia terlihat sangat istimewa bagiku.
            Aku bertekad untuk menjadi pintar karena kakak kelas itu. Tetapi aku selalu gagal dan bahkan sangat gagal tapi selalu berusaha. Satu lagi, aku sangat menyukai idolaku, dia Justin Drew Bieber, kenapa ? apa aku salah jika aku mengidolakan dia ? bagaimana dengan idola idola kalian ? bukankah kalian juga mempunyai idola lain bukan ?. aku hanya diam saja jika mereka menghina idolaku karena menurutku terserah mereka mau berbicara buruk tentang idolaku yang penting aku tidak terpengaruh oleh mulut-mulut mereka. Itu lah kenapa teman-temanku sering bilang jika aku aneh.
            Di sekolah dan di kotaku permainan Bola menjadi sangat populer, bahkan menurutku setiap saat selalu ada perlombaan bola. Aku tidak menyukai bola, aku menyukai basket, entah kenapa permainan ini selalu menyihirku. Sudah kubilang aku tidak menyukai apa yang mereka sukai dan sebaliknya. Saat aku memasuki kelas 2 SMP aku sangat sedih karena harus berpisah dengan kakak itu, tapi aku bertekad agar dia bisa melihatku.
            Kejadian demi kejadian kulalui, dan ada satu kejadian membuatku sangat bingung. Sebut saja ini cinta monyet atau entahlah. Aku dekat dengan seseorang, dia bernama Tama, dia cukup pintar di kelas kami, Tama sangat menyukai temanku yang bernama Ami, Tama bilang dia menyukai Ami sejak dari SD, aku terkejut karena ku fikir bukan kah saat SD itu terlalu mudah untuk saling menyukai ?. waktu itu bulan puasa, aku ingat sekali dia sangat perhatian denganku, kami hanya berkomunikasi biasa saja, dan kufikir aku belum tepat untuk berpacaran karena aku masih menyukai kakak kelas itu. Aku tidak tau jika menganggap semua itu lebih dari spesial. Tama menembakku, saat itu aku bingung mau kujawab apa ? ini terlalu cepat, aku belum bisa terima dia karena aku menyukai orang lain. Dia terus memaksaku, akhirnya aku bingung dan kubilang iya. Tetapi seharian aku memikirkannya, aku terlalu cepat untuk jatuh cinta, aku bahkan tidak mengenalnya seutuhnya, akhirnya dengan tekad yang kuat akhirnya aku bilang jika belum tepat untukku untuk menerima cintamu aku memutuskan untuk tidak menyukainya. Teman-temanku bingung dengan alasanku ini, aku hanya berbohong dengan alasan yang kubuat. Tetapi sebenarnya, aku menyukai kakak kelas itu dan rasa sayangku ke Tama itu hanya rasa suka sebagai teman saja dan tidak lebih.
            Semester selanjutnya pun dimulai,aku menginjak kelas 3 SMP disini aku bertemu dengan sosok yang sangat membuatku senyum dan tertawa, dia bisa membuatku merasakan hal yang sama dengan kakak kelas itu. Dia bernama Juan, tetapi sayang dia menyukai sahabatku yang bernama Uchi, dan ku dengar mereka berpacaran, akupun merasa sakit hati, tetapi aku berfikir bukankah dari awal aku hanya menyukai satu orang ?. jujur ini adalah semester dimana aku sangat berat bagiku karena satu per satu teman-teman istimewaku pergi, mereka melanjutkan hidup mereka sendiri, mereka tidak disini lagi mereka hilang dan jauh ini titik dimana aku mulai merasakan bahwa kenangan itu sangat indah, bahkan aku selalu membuat setiap saat itu menjadi berharga, aku menghabiskan waktu dengan mereka.
            Aku sangat sedih ketika mereka pergi, karena mereka pernah menjadi bagian dari hidupku, mereka pernah menggoreskan serpihan-serpihan kenangan itu di dalam hidupku. Aku bahkan berjanji jika aku menjadi penulis nanti aku akan menceritakan kejadian ini kepada dunia agar mereka tau jika, seorang gadis kecil bernama Emma Amelia pernah bercerita tentang hidupnya bersama dengan teman-teman anehnya. Tidak ada teman seperti mereka. Kami melakukan hal-hal yang lucu, kami pernah di jemur di tengah lapangan karena kami bernyanyi sekelas,itu hanya sebagian dari pengalamanku bersama mereka, masih banyak lagi pengalaman-pengalaman yang lainnya yang membuat aku menjadi bahagia sekaligus sedih ketika mengingat mereka kembali.
            Setelah UN selesai, sekolahku memutuskan untuk mengadakan jalan-jalan ke kota wisata lampung, kami sangat senang, walaupun ada beberapa yang tidak ikut, tapi kami merasa sangat bahagia. Saat di lampung kami menuju beberapa teman wisata di sana. Hal yang paling istimewa di sana saat di Pantai Bagus, kau tau apa yang menarik ? yah disana kami bersama, tertawa tidak ada kesedihan yang ada hanya sebuah tawa dan senyuk yang terukir indah, mungkin laut pun setuju jika kami bersama, bahkan lautpun tak rela jika kami berpisah. Suasana pantai yang tenang membuat siapa saja merasa bahagia. Disana aku duduk disebuah pondok sendiri melihat mereka sibuk dengan hal-hal yang lucu. Tiba-tiba seorang temanku duduk di sebelahku sambil berkata, “ bukankah laut juga bahagia jika kita bersama ? andai saja hal ini tidak harus terjadi aku masih ingin melihat wajah-wajah aneh ini mebuatku tertawa lagi, aku tidak yakin bagaimana suatu saat nanti jika mereka semua pergi? Aku tidak jamin jika ada yang seperti mereka lagi, jika di beri 1 kesempatan lagi aku ingin mereka menangis bersamaku.”. aku hanya terdiam mendengarkan perkataan sahabatku itu, angin pantai masih saja menhembus ke wajahku membuat rambutku terbang ke wajahku, jujur sebenarnya aku juga berfikir seperti itu, tapi aku tidak hanya bingung, bukankah Tuhan sudah memberi kita kesempatan kedua setiap hari? Tetapi kita tetap mengabaikannya dan setelah waktu perpisahan terjadi kalian ingin meminta di ulang ? tidakkah itu serakah ? kenapa tidak dari dulu kita membicarakan hal ini ?. aku tersenyum dan berkata, “ kau tau jika Tuhan selalu memberikan hari esok sebagai kesempatan kedua ? tapi kenapa kita tidak menyadari itu ? kenapa kita menyadari disaat kita akan menjauh satu persatu. Tuhan itu adil hanya saja kita sangat malas untuk melakukannya, kau tau jika aku sangat merindukan wajah-wajah itu ? mungkin suatu saat nanti jika aku sudah dewasa dan sudah keluar negeri aku berjanji aku akan bertemu lagi dengan kau dan mereka semua, mungkin topik pembicaraan kita nanti berbeda, kita sibuk dengan pekerjaan dan hanya sedikit mengingat kejadian dulu tapi jangan khawatir aku akan membuat kenangan itu hidup kembali.” Aku memegang pundaknya sambil tersenyum, dia juga tersenyum sambil berkata, “aku akan menunggu hari itu kawan, menunggu kita semua sukses dan menunggu kau pulang dari negeri orang seperti yang kau impikan saat ini, aku berjanji” ujarnya. Hari ini ingin rasanya aku bicara kepada laut, jika aku sekarang sedang bahagia, aku memejamkan mataku sejenak, aku berkata dalam hati “tenang lah kawan, aku akan menjadi sukses nanti, aku akan pergi keluar negeri, menemukan ilmu baruku di negeri orang mengharumkan nama Indonesia dan pulang lagi untuk menemui kalian semua, tidak penting berapa umur kita nanti, aku akan mengingat hal-hal itu semua, tunggu aku ketika aku sudah pulang dari negeri orang dan membawa seberkas kenangan kita”.
            Setelah itu, aku juga merasa ingin meninggalkan kota ini karena aku sudah bosan jika mereka sudah pergi, aku juga ingin mencari pengalaman baru, tetapi kedua orang tua tidak setuju. Akhirnya dengan berat hati aku tetap tinggal di kota ini, semenjak mereka tidak ada, aku merasa sendiri, aku menemukan orang-orang baru tapi tidak seperti mereka. Aku hanya pasrah setiap hari, tetapi sesuatu yang membuatku semangat lagi adalah kakak kelas itu lagi. Dia hadir lagi di hidupku. Aku sangat menyukai dia, aku bahkan masuk ke organisasi yang ia ketuai, aku sangat senang, bahkan dia bisa melihatku dan menyapaku walaupun hanya dianggap sebagai junior tapi aku sangat senang dan bahagia.
            Aku selalu berdiri di depan pintu kelasku menoleh kearahnya dan tersenyum dengan bahagianya tanpa ia ketahui, perasaan ini selalu sama, dan selalu membuatku bahagia. Aku bahkan mengikuti hal-hal yang berhubungan dengan dia. Aku mengikuti English Club di kelasku, kebetulan saat itu ada perlombaan di kota palembang dan aku bersama kedua temanku diutus untuk mengikuti lomba itu, meskipun tidak menang tapi aku merasa senang karena dia menyemangati. Aku selalu berusaha demi dia, tetapi dia sekarang telah pergi ke kota lain untuk melanjutkan pendidikannya, aku bahagia meskipun sedih, aku berjanji aku akan menjadi wanita yang dewasa dan aku akan menunggumu, kuharap kau juga begitu, tunggu aku pulang dari negeri orang untuk menyelesaikan pendidikanku.
            Ini sepenggal ceritaku, karena aku senang menulis tentang seseorang, cukup Tuhan dan aku yang tau tentang hal ini, karena aku hanya ingin menikmatinya sendiri karena aku belum mempunyai keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku, nanti jika aku sudah sukses dan menyelesaikan pendidikan di luar negeri aku akan mengungkapkan semua ini dan aku sudah memikirkan resikonya tetapi aku tetap akan menemuinya dan akan menyatakan cintaku kepadanya. Aku tidak perduli dengan apa yang dibicarakan orang lain, karena ini isi hatiku hanya aku yang bisa mengubahnya atau tidak.