Adakalanya aku,kita, dan mereka
sering memikirkan bagaimana jika kita sudah memiliki masa depan nanti, mungkin
kita akan sibuk dengan dunia kita masing-masing. Seperti itu lah yang terjadi
denganku, perkenalkan aku Emma Amelia aku terlahir di sebuah kota yang mungkin
tak ada yang tau tentang kota sejuta kenangan ini. Muaradua. Yah, aku lahir di
Muaradua, 18 april 1999. Dan aku sangat menyendiri, aku sangat menyukai apa
yang tidak banyak orang sukai, terkadang aku suka sering melihat awan, aku
hanya berkhayal bagaimana suatu saat nanti aku bisa melihat awan cumulus dan
cirrus di negara lain.
Kau tau hal apa lagi yang aneh di
hidupku ? teman-temanku memanggilku dengan sebutan “black” karena waktu SMP
seorang temanku menjulukiku “si hitam” karena dia bilang jika kulitku sangat
hitam. Aku awalnya marah tetapi aku diam-diam berusaha untuk memperbaiki
diriku, dan kini aku telah berubah meski sedikit demi sedikit. Sejak kelas 1
SMP aku sangat menyukai seseorang, dia kakak kelasku, dia sangat berbeda dengan
yang lain, dia sangat pintar di sekolahku dia selalu menjadi juara umum dan
kebetulan dia satu kelas dengan sepupuku, setiap hari aku bermain di kelas
sepupuku hanya untuk melihat dia. Aku sangat menyukai kakak kelas itu. Dia
mungkin tidak tampan tapi dia terlihat sangat istimewa bagiku.
Aku bertekad untuk menjadi pintar
karena kakak kelas itu. Tetapi aku selalu gagal dan bahkan sangat gagal tapi
selalu berusaha. Satu lagi, aku sangat menyukai idolaku, dia Justin Drew
Bieber, kenapa ? apa aku salah jika aku mengidolakan dia ? bagaimana dengan
idola idola kalian ? bukankah kalian juga mempunyai idola lain bukan ?. aku
hanya diam saja jika mereka menghina idolaku karena menurutku terserah mereka
mau berbicara buruk tentang idolaku yang penting aku tidak terpengaruh oleh
mulut-mulut mereka. Itu lah kenapa teman-temanku sering bilang jika aku aneh.
Di sekolah dan di kotaku permainan
Bola menjadi sangat populer, bahkan menurutku setiap saat selalu ada perlombaan
bola. Aku tidak menyukai bola, aku menyukai basket, entah kenapa permainan ini
selalu menyihirku. Sudah kubilang aku tidak menyukai apa yang mereka sukai dan
sebaliknya. Saat aku memasuki kelas 2 SMP aku sangat sedih karena harus
berpisah dengan kakak itu, tapi aku bertekad agar dia bisa melihatku.
Kejadian demi kejadian kulalui, dan
ada satu kejadian membuatku sangat bingung. Sebut saja ini cinta monyet atau
entahlah. Aku dekat dengan seseorang, dia bernama Tama, dia cukup pintar di
kelas kami, Tama sangat menyukai temanku yang bernama Ami, Tama bilang dia
menyukai Ami sejak dari SD, aku terkejut karena ku fikir bukan kah saat SD itu
terlalu mudah untuk saling menyukai ?. waktu itu bulan puasa, aku ingat sekali
dia sangat perhatian denganku, kami hanya berkomunikasi biasa saja, dan kufikir
aku belum tepat untuk berpacaran karena aku masih menyukai kakak kelas itu. Aku
tidak tau jika menganggap semua itu lebih dari spesial. Tama menembakku, saat
itu aku bingung mau kujawab apa ? ini terlalu cepat, aku belum bisa terima dia
karena aku menyukai orang lain. Dia terus memaksaku, akhirnya aku bingung dan
kubilang iya. Tetapi seharian aku memikirkannya, aku terlalu cepat untuk jatuh
cinta, aku bahkan tidak mengenalnya seutuhnya, akhirnya dengan tekad yang kuat
akhirnya aku bilang jika belum tepat untukku untuk menerima cintamu aku
memutuskan untuk tidak menyukainya. Teman-temanku bingung dengan alasanku ini,
aku hanya berbohong dengan alasan yang kubuat. Tetapi sebenarnya, aku menyukai
kakak kelas itu dan rasa sayangku ke Tama itu hanya rasa suka sebagai teman
saja dan tidak lebih.
Semester selanjutnya pun dimulai,aku
menginjak kelas 3 SMP disini aku bertemu dengan sosok yang sangat membuatku
senyum dan tertawa, dia bisa membuatku merasakan hal yang sama dengan kakak
kelas itu. Dia bernama Juan, tetapi sayang dia menyukai sahabatku yang bernama
Uchi, dan ku dengar mereka berpacaran, akupun merasa sakit hati, tetapi aku
berfikir bukankah dari awal aku hanya menyukai satu orang ?. jujur ini adalah
semester dimana aku sangat berat bagiku karena satu per satu teman-teman
istimewaku pergi, mereka melanjutkan hidup mereka sendiri, mereka tidak disini
lagi mereka hilang dan jauh ini titik dimana aku mulai merasakan bahwa kenangan
itu sangat indah, bahkan aku selalu membuat setiap saat itu menjadi berharga,
aku menghabiskan waktu dengan mereka.
Aku sangat sedih ketika mereka
pergi, karena mereka pernah menjadi bagian dari hidupku, mereka pernah
menggoreskan serpihan-serpihan kenangan itu di dalam hidupku. Aku bahkan
berjanji jika aku menjadi penulis nanti aku akan menceritakan kejadian ini
kepada dunia agar mereka tau jika, seorang gadis kecil bernama Emma Amelia
pernah bercerita tentang hidupnya bersama dengan teman-teman anehnya. Tidak ada
teman seperti mereka. Kami melakukan hal-hal yang lucu, kami pernah di jemur di
tengah lapangan karena kami bernyanyi sekelas,itu hanya sebagian dari
pengalamanku bersama mereka, masih banyak lagi pengalaman-pengalaman yang
lainnya yang membuat aku menjadi bahagia sekaligus sedih ketika mengingat
mereka kembali.
Setelah UN selesai, sekolahku
memutuskan untuk mengadakan jalan-jalan ke kota wisata lampung, kami sangat
senang, walaupun ada beberapa yang tidak ikut, tapi kami merasa sangat bahagia.
Saat di lampung kami menuju beberapa teman wisata di sana. Hal yang paling
istimewa di sana saat di Pantai Bagus, kau tau apa yang menarik ? yah disana
kami bersama, tertawa tidak ada kesedihan yang ada hanya sebuah tawa dan senyuk
yang terukir indah, mungkin laut pun setuju jika kami bersama, bahkan lautpun
tak rela jika kami berpisah. Suasana pantai yang tenang membuat siapa saja
merasa bahagia. Disana aku duduk disebuah pondok sendiri melihat mereka sibuk
dengan hal-hal yang lucu. Tiba-tiba seorang temanku duduk di sebelahku sambil
berkata, “ bukankah laut juga bahagia jika kita bersama ? andai saja hal ini
tidak harus terjadi aku masih ingin melihat wajah-wajah aneh ini mebuatku
tertawa lagi, aku tidak yakin bagaimana suatu saat nanti jika mereka semua
pergi? Aku tidak jamin jika ada yang seperti mereka lagi, jika di beri 1 kesempatan
lagi aku ingin mereka menangis bersamaku.”. aku hanya terdiam mendengarkan
perkataan sahabatku itu, angin pantai masih saja menhembus ke wajahku membuat
rambutku terbang ke wajahku, jujur sebenarnya aku juga berfikir seperti itu,
tapi aku tidak hanya bingung, bukankah Tuhan sudah memberi kita kesempatan
kedua setiap hari? Tetapi kita tetap mengabaikannya dan setelah waktu
perpisahan terjadi kalian ingin meminta di ulang ? tidakkah itu serakah ?
kenapa tidak dari dulu kita membicarakan hal ini ?. aku tersenyum dan berkata,
“ kau tau jika Tuhan selalu memberikan hari esok sebagai kesempatan kedua ?
tapi kenapa kita tidak menyadari itu ? kenapa kita menyadari disaat kita akan
menjauh satu persatu. Tuhan itu adil hanya saja kita sangat malas untuk melakukannya,
kau tau jika aku sangat merindukan wajah-wajah itu ? mungkin suatu saat nanti
jika aku sudah dewasa dan sudah keluar negeri aku berjanji aku akan bertemu
lagi dengan kau dan mereka semua, mungkin topik pembicaraan kita nanti berbeda,
kita sibuk dengan pekerjaan dan hanya sedikit mengingat kejadian dulu tapi
jangan khawatir aku akan membuat kenangan itu hidup kembali.” Aku memegang
pundaknya sambil tersenyum, dia juga tersenyum sambil berkata, “aku akan
menunggu hari itu kawan, menunggu kita semua sukses dan menunggu kau pulang
dari negeri orang seperti yang kau impikan saat ini, aku berjanji” ujarnya.
Hari ini ingin rasanya aku bicara kepada laut, jika aku sekarang sedang
bahagia, aku memejamkan mataku sejenak, aku berkata dalam hati “tenang lah kawan, aku akan menjadi sukses
nanti, aku akan pergi keluar negeri, menemukan ilmu baruku di negeri orang
mengharumkan nama Indonesia dan pulang lagi untuk menemui kalian semua, tidak
penting berapa umur kita nanti, aku akan mengingat hal-hal itu semua, tunggu
aku ketika aku sudah pulang dari negeri orang dan membawa seberkas kenangan
kita”.
Setelah itu, aku juga merasa ingin
meninggalkan kota ini karena aku sudah bosan jika mereka sudah pergi, aku juga
ingin mencari pengalaman baru, tetapi kedua orang tua tidak setuju. Akhirnya
dengan berat hati aku tetap tinggal di kota ini, semenjak mereka tidak ada, aku
merasa sendiri, aku menemukan orang-orang baru tapi tidak seperti mereka. Aku
hanya pasrah setiap hari, tetapi sesuatu yang membuatku semangat lagi adalah
kakak kelas itu lagi. Dia hadir lagi di hidupku. Aku sangat menyukai dia, aku
bahkan masuk ke organisasi yang ia ketuai, aku sangat senang, bahkan dia bisa
melihatku dan menyapaku walaupun hanya dianggap sebagai junior tapi aku sangat
senang dan bahagia.
Aku selalu berdiri di depan pintu
kelasku menoleh kearahnya dan tersenyum dengan bahagianya tanpa ia ketahui,
perasaan ini selalu sama, dan selalu membuatku bahagia. Aku bahkan mengikuti
hal-hal yang berhubungan dengan dia. Aku mengikuti English Club di kelasku,
kebetulan saat itu ada perlombaan di kota palembang dan aku bersama kedua
temanku diutus untuk mengikuti lomba itu, meskipun tidak menang tapi aku merasa
senang karena dia menyemangati. Aku selalu berusaha demi dia, tetapi dia
sekarang telah pergi ke kota lain untuk melanjutkan pendidikannya, aku bahagia
meskipun sedih, aku berjanji aku akan menjadi wanita yang dewasa dan aku akan
menunggumu, kuharap kau juga begitu, tunggu aku pulang dari negeri orang untuk
menyelesaikan pendidikanku.
Ini sepenggal ceritaku, karena aku
senang menulis tentang seseorang, cukup Tuhan dan aku yang tau tentang hal ini,
karena aku hanya ingin menikmatinya sendiri karena aku belum mempunyai
keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku, nanti jika aku sudah sukses dan menyelesaikan
pendidikan di luar negeri aku akan mengungkapkan semua ini dan aku sudah
memikirkan resikonya tetapi aku tetap akan menemuinya dan akan menyatakan
cintaku kepadanya. Aku tidak perduli dengan apa yang dibicarakan orang lain,
karena ini isi hatiku hanya aku yang bisa mengubahnya atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar