Senin, 03 November 2014

kumpulan cerpen : Yang Terlewatkan BY : Intan Larasati



Ini sebuah kisah klasik yang ingin sedikit kuceritakan tentang sebuah coretan kenangan masa lalu yang indah di sebuah sekolah kecil di kotaku yang kecil ini. Mungkin hal ini yang selalu terjadi pada semua orang ketika mereka ingin berpisah, benar perpisahan memang sangat menyakitkan bagi siapapun yang mengalaminya. Banyak hal yang di dunia ini yang tidak pernah kita ketahui seperti bagaimana hal sekecil apapun bisa terlintas dengan jelas dalam benak kita jika sudah berpisah. Kutipan-kutipan kalimat dari beberapa potongan lagu yang menjadi penyemangat dan sekaligus menjadi sebuah makna yang terdalam. Dan beberapa mimpi-mimpi yang terkubur yang sudah terbayang di masa depan.
            Aku bersepeda berjalan mengikuti arah jalan aku melintasi sebuah jalanan yang dulu aku pijak bersama orang-orangku, kuhentikan langkahku untuk menyelusuri sebuah lorong kenangan masa lalu, masih terlintas dalam fikiranku tentang kenanganku bersama dengan ribuah fragmen wajah-wajah dulu.
            Aku berjalan di pinggir jalan yang agak terik, dulu kuingat sekali bagaimana lucunya aku dan teman-teman berjalan kaki beramai-ramai sambil menunggu ojek yang lewat kami berjalan melewati jalan ini, teduh dan sejuk karena pohon-pohon besar yang tumbuh dengan lebat, beramai-ramai dengan tingkah konyol kami tertawa.
            Dulu jalanan ini masih sangat rindang dan sejuk, aku selalu senang ketika pulang sekolah, ramai sekali beberapa dari mereka berlari dan terkadang ada yang pura-pura bertengkar. Lucu sekali ketika mengingatkan hal itu.
            Ternyata sebuah jalanan pun pernah menjadi saksi bisu kisah kami, pohon, udara yang sejuk dan suara-suara cekikikan dari mereka masih terlintas jelas dalam otakku. Kutelusuri lagi jalanan itu dan aku berhenti tepat di sebuah bangunan kokoh berwarna kuning di hiasi pagar yang tinggi berwarna merah. Ku jejakkan kakiku menuju gedung itu.
            Aku memasuki sebuah gedung sekolah, tertera di sana nama sekolahku “SMP N 1 MUARADUA” aku memasuki gedung sekolah itu, kuhirup aroma gedung sekolah itu, sekarang sudah berbeda sekali dengan dulu, banyak sekali yang berubah, aku menyelusuri lorong kelas, kulihat disana kelas-kelas yang kosong dengan kursi-kursi yang tak rapi susunannya, ada sedikit goresan kenangan di setiap lorong kelas itu, aku berjalan terus menyelusuri semua ruang kelas, aku berhenti di depan sebuah kelas, kulihat pintu kelas itu masih terkunci aku sedikit mengintip sedikit melalui jendela kelas yang berdebu, aku tersenyum melihat keadaan kelas itu, kursi-kursi tidak tersusun dengan rapi sampah-sampah masih ada di mana-mana, meja meja yang penuh dengan ribuan coretan.
            Dulu kelas itu tidak sebagus sekarang, dulu kelas itu adalah saksi bisu dimana ribuan kejadian terjadi, kuingat dulu pintu kelasku tidak sebagus sekarang, terdapat sebuah lubang berukuran sedang, dengan ruang kelas yang berantakan. Aku lalu berjalan menuju lapangan basket, lapangan ini dulu aku ingat sekali, aku bermain basket dengan teman-temanku setiap pelajaran olahraga aku selalu berlari keruangan olahraga dan mengambil bola basket, bermain bersama dengan mereka. Tak lupa juga dulu aku ikut kegiatan marching band dan latihan di lapangan basket ini, banyak sekali kejadian-kejadian yang lucu di lapangan basket ini.
            Aku kembali lagi menyelusuri berbagai tempat sampai akhirnya aku sampai di sebuah ruangan, tertulis di sebuah papan “ruang osis”, ingat dulu ketika kami bosan ada di kelas kami semua pergi ke ruang osis untuk mengerjakan suatu acara atau lomba.
            Banyak tempat yang meninggalkan goresan kenangan masa lalu, bahkan sebuah mushola pun pernah terjadi beberapa kejadian lucu mulai dari saat ingin sholat sampai hal-hal yang memalukan terjadi di mushola.
            Aku tersenyum mengingat kejadian-kejadian di sekolah ini, terkadang aku berharap agar aku bisa bertemu lagi dengan teman-temanku. Sekolah ini memberikan banyak pengalaman yang indah bagiku, dan membuatku kembali mengingat kekonyolan
            Aku duduk di sebuah warung di depan sekolahku dulu, kuingat sekali dulu ketika pulang sekolah seluruh siswa/siswi berhamburan keluar dari gerbang terkadang berdesak-desakan, sebelum pulang kerumah masing-masing seperti biasa kami melakukan hal yang biasa kami lakukan yaitu duduk menunggu angkutan umum berupa ojek yang akan menghampiri kami, semua orang saat itu sibuk sekali, ada yang hanya duduk dan ada yang membeli berbagai macam makanan. Membicarakan hal yang menurut kami pantas untuk dibicarakan.
            Tak banyak hal yang ingin aku katakan kepada mereka, mereka sangat berbeda dengan yang lain, ada sedikit luka ketika aku menceritakan kenangan ini. Kulihat raut wajah mereka ketika sedang dikelas sibuk dengan urusan masing-masing, saat tidak ada guru seperti biasa kami melakukan hal yang biasa kami lakukan berkumpul dan bercerita tentang hal-hal yang entah apa.
            Bertemu dengan orang-orang baru memang lebih baik tapi bertemu dengan mereka adalah hal yang istimewa, bayangkan saja bagaimana tidak, belajar dan memahami sifat-sifat konyol mereka membuatku menemukan siapa diriku, mengubah cara hidupku dan membuatku semakin percaya pada mimpiku. Melihat mereka seperti melihat sebuah hal yang gila dalam hidup, belajar hal-hal yang menurutku tidak masuk akal, berkelana tak ada guna.
            Belajar menghargai satu sama lain, kompak dalam hal apapun, saling menjatuhkan satu sama lain, berteriak, tertawa bebas, membenci dan menghina itu adalah hal yang sering kami lakukan, tetapi selalu saja sakit ketika mengingat semua ini.
            Masih kuingat dulu bagaimana kami mengenal kalimat ‘cinta’, masih kuingat ketika terjadi cinta lokasi di dalam kelas bagaimana sibuknya mereka dalam hal mencintai dan dicintai. Ketika mereka mengenal cinta mereka, mereka semua mulai menjadi dewasa, membayangkan masa depan yang padahal belum tentu mereka semua itu benar.
            Aku sebenarnya juga merasakan seperti mereka rasakan, aku menyukai seseorang tetapi aku hanya bisa memendamnya saja, setiap kali aku menyukai seseorang aku selalu memendamnya saja, karena menurutku akan sia-sia saja jika menunjukkan cinta kita tetapi tidak terbalas, aku hanya bisa menunggu, setiap orang yang kusukai selalu menyukai orang lain, aku tidak merasa cemburu karena aku hanya bisa menyukainya sendiri tanpa ada orang yang tau, hanya merasakannya dari kejauhan.
            Satu hal lagi, akan kuceritakan bagaimana guru-guru yang membuatku berani mempercayai mimpiku. Biar kuperkenalkan dia bernama Pak Cipyadi, dia guru PKN-ku dulu, dia selalu mengajarkanku dan semua teman-temanku dengan cara yang berbeda dan memberikan semua semangat yang tak ada habis-habisnya, aku kagum dengannya karena ia pernah berkata kepada seluruh siswanya untuk membuktikan akan sukses dimasa depan, aku pernah melihatnya menangis, benar ia pernah menangis bersama kami, kulihat air matanya jatuh ketika kami akan berpisah, sungguh sangat pilu, raut wajahnya berubah menjadi merah dan sedih tetapi dia tahan. Aku menangis, yah aku menangis karena aku sebentar lagi akan kehilangan orang-orang yang kucintai. Ku tatap satu persatu wajah mereka yang menunduk menangis ketika diacara perpisahan sekolah. Perlahan kudengar suara-suara mereka yang menangis.
            Satu lagi guru Bahasa Inggris-ku dia bernama Pak Sofiyanto, guruku satu ini sangat ingin sekali menjadi tentara tetapi dia tidak berhasil dari pengalamannya itu dia selalu berkata kepada kami dan memberikan satu kalimat sampai sekarang masih kuingat “if you can’t get what you love, love what you get” guruku satu ini selalu mengajarkan aku dan teman-temanku untuk selalu bersyukur apa yang kita punya, dia tak pernah mengeluh untuk selalu bilang kepadaku jika aku harus belajar lagi untuk memperlancar Bahasa Inggrisku, dengan semangat aku selalu belajar Bahasa Inggrisku setiap hari. Mereka adalah bagian dari serpihan kenangan itu.
            Seandainya saat itu aku boleh mengatakan hal-hal yang ingin kukatakan, akan kusampaikan jika aku ingin mengulang waktu itu dan memohon kepada mereka untuk jangan pergi tetapi aku tidak bisa. Aku menunduk menangis dan memejamkan mataku.
            Ada saatnya kita harus memilih sesuatu dan melepaskan sesuatu karena untuk lebih baik kita harus melepaskan sesuatu yang berharga. Kenapa harus ada hari esok untuk menunggu ? .
            Aku duduk disebuah warung kecil dibawah pohon, angin sepoi-sepoi dengan berhembus ke wajahku dan memainkan helai rambutku. Aku menatap disekitarku, langit sore yang memantulkan sinar kuningnya ke tembok-tembok sekolah itu, jalanan yang sepi sekali beberapa aktivitas penduduk lain memberikan kesan tersendiri bagiku.
            Aku hampir tak percaya sekarang semuanya sudah berbeda sangat berbeda, dulu ketika kami les kuingat sekali kami berjalan kaki pulang dengan suasana seperti ini indah dan cerah, mencari ojek bersama dan tertawa dengan polosnya.
            Aku melihat kearah samping, kulihat bayangan wajah mereka ketika sedang melakukan hal-hal yang lucu diwarung itu, samar-samar kulihat bayangan mereka yang tertawa lepas. Andaikan bisa kembali ke masa itu, akan banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan kepada mereka, keadaan mereka, perasaan mereka dan pengalaman yang berkesan bagi mereka saat disekolah ini.
            Aku ingin bertanya apa mereka juga merindukan hal-hal yang dulu pernah terjadi. Merindukan kenangan yang tak akan terlupakan ? merindukan hal-hal yang lucu sama seperti diriku ? entahlah aku agak takut bertanya seperti ini.
            Masih ada setitik rasa sakit ketika aku melihat semua ini sekarang, masih ada rasa penyeselan dalam hidupku, dan hatiku selalu berkata andai saja kejadian ini tak pernah terjadi dalam hidupku. Aku lalu menaiki sepeda dan pergi dari tempat itu. Tak ku sangka hari itu adalah hari terakhirku bersama dengan teman-temanku. Kulihat samar-samar bangku panjang itu tak kusangka hari itu menjadi hari terakhirku berjumpa dengan mereka.
            Suatu saat nanti entah meskipun di tempat yang berbeda aku dan mereka akan bertemu dan menceritakan cita-cita kami yang telah tercapai.

Minggu, 27 Juli 2014

KUMPULAN PUISI : SEANDAINYA....





Ruang temu dihatimu memang ada tapi itu bukan untukku

Ini akhi rdari merindu yang lelah menunggu

Seperti malam kalbu

Andai
gerimis ini mengerti mungkin

rintiknya akan tersenyum kala kusamarkan air mata karena merindumu

Hari itu aku menunggumu

Dengan sekeping harapan dan keajaiban

Lalu harapan itu berubah menjadi beban

Aku berjalan jauh keujung padang pasir

Menanti hujan dan angin yang mendesir

Ini akhir dari tungguku

Ini akhir dari rinduku

Ini akhir puncak pencapaianku

Kau mungkin tidak tahu

Atmosfer hidupmu

Menjaga gaya gravitasi di duniamu

Dan aku hanya berotasi di bumimu

Sejenak aku terfikir tentang waktumu

Hanya diam yang bisa mengatakan

Bukan kensunyian..

Bak malam di dalam kegelapan

Rindu dan tunggu adalah hal yang sama

Dan makna yang berbeda

Menjadi penghias didalam lorong hatimu

Mungkin dia,

Dia adalah kata diantara kita

Menjadi makhluk yang sempurna

Mendekat, melihat dan menyayat

KUMPULAN PUISI : UNTUK SESUATU....

Malam  ini kubaca rangkaian katamu
Cinta.. ia tumbuh mengendap tak terucap
Bukan.. ini berbeda
Ia tak tumbuh tapi ia hidup
Diantara sel-sel yang bergerak seiring rasa itu hidup
Dia ada tersimpan kuat di memori otak
Terhirup oleh oksigen rasa
Ia hidup tapi tak nyata
Bukan ilusi bukan pula halusinasi
Ia seperti mekanika hidup
Dikelilingi proton dan elektron rasa
Dia ada tapi hanya rasa
Sunyi ini mendekap
Dimalam yang terbalut awan hitam gelap
Ku samarkan namamu diantara angin yang datang
Ku tarik garis namamu di antara bintang
Ku abaikan suara gemuruh mengejekku
Membuat bulan menjadi sendu
Malam itu aku menunggu
Tapi kau terbelenggu
Diam dan membisu
Lalu kau pergi ditelan debu
Kau katakan pada angin kepadaku
Bahwa aku harus menunggumu
Tapi kau tak mencintaiku
Dan kau menjauh
Dan aku jatuh

KUMPULAN PUISI : ARTI CINTA



aku mencintaimu
seperti ruang angkasa ini
luas tanpa batas
gelap tanpa dasar
bercahaya namun sunyi
aku mencintaimu seperti
DEALOVA
Satu kata seribu makna
Aku mencintaimu bagaikan sebuah bintang
Bercahaya di kegelapan
Aku mencintaimu seperti
Sebuah cinta yang tak dapat di eja
Tak dapat di ekspresikan
Tak dapat di simpul
Aku mencintaimu dengan kesederhanaan
Bagai cinta bonnie terhadap clyde
Bukan seperti romeo atau juliet
Aku mencintaimu dan hanya bisa berkata
Dalam hatiku
Tersenyum di sebuah kesakitan
Merindu
Di sebuah kensunyian
Menangis
Dei sebuah kesendirian
Aku mencintaimu
Bagaikan jagat raya kepada TUHAN
Yang membuatnya bercahaya meskipun sunyi
Aku mencintaimu tidak seperti pelangi
Aku ingin mencintaimu seperti bintang
Tenang, dan menyinarimu
Meskipun jarak menjadi penghalang
Aku mencintaimu seperti sebuah matahari
Jadilah matahari
Jangan menjadi bulan
Jadilah matahari yang dikelilingi oleh planet
Jadilah matahari
Terang walau membahayakan
Indah meski menyakitkan
Mencintaimu adalah hal yang sulit
Berliku,berkelok dan terjal
Mencintaimu adalah hal yang sakit
Melukai,melupakan,dan merindukan
Kini aku ..........
Mulai mencintaimu lagi

Selasa, 08 Juli 2014

CERPEN : UNTUK PERTAMA KALINYA .....


            Umurku baru waktu itu baru 12 tahun, mungkin sangat muda bagiku untuk mengenal namanya cinta, yah sangat muda sekali, seharusnya aku memikirkan pendidikanku daripada memikirkan cinta. Aku belum pernah mengenal yang namanya cinta sampai aku bertemu dengan laki-laki itu. Yah sejak pertama kali aku melihat laki-laki itu aku merasa jika aku punya sesuatu, sesuatu yang di sebut “cinta”. Dia kakak kelasku dari SMP dan aku mulai menyukainya sejak kelas 1 SMP, aku tau bukannya saatnya untukku mengerti apa artinya cinta.
            Perkenalkan namaku dinda purnama sari, ini ceritaku ketika masih sekolah. Aku tidak mengerti mengapa semua ini terjadi, yang jelas seandainya jika saudara laki-laki tidak masuk polisi mungkin kami sudah tinggal di negara tetangga. Malaysia. Karena saudara laki-laki pernah mendapatkan sebuah tawaran kerja disana. Aku agak gugup dan bingung jika harus menceritakan ini. Entahlah apakah aku siap atau tidak.
            (12, juli 2010 ketika aku pertama kali menginjakkan kakiku di jenjang SMP)
            Hari ini aku berjalan menuju sekolah baruku diantar oleh pamanku. Aku melangkah kan kakiku pertama kali di sekolah ini sendirian. Kulihat semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Aku menduga-duga kelasku, saat itu aku hanya sendirian tidak ada seorangpun menegur atau melihat kearahku.
            Bel berdentang, seorang guru laki-laki berdiri di belakang mikrofon sekolah, ia mengeluarkan sebuah pengumuman untuk siswa baru harap untuk berbaris. Aku berbaris paling depan sekali, aku melihat disebelahku mereka tersenyum kepadaku, akupun tersenyum dan dia tidak menanyakan kepadaku siapa diriku.
            Seluruh guru berbaris di depan kantor guru. Seorang guru wanita yang bernama Diana memberikan arahan kepada kami semua, ia mempersilahkan kepala sekolah baru kami untuk menyampaikan maksudnya. Aku hanya melihat di sekelilingku, saat itu cuaca sangat panas dan membosankan. Aku hanya memperhatikan siswa lama atau kakak kelasku sibuk dengan gaya mereka masing-masing. Mereka berlomba-lomba memamerkan seluruh barang-barang canggih mereka. Dengan gaya yang tinggi hati mereka seakan ingin memamerkan jika mereka adalah penguasa di sekolah itu.
            Setelah kepala sekolah selesai menyampaikan amanatnya, guru wanita itupun segera menyebutkan satu persatu nama kami untuk memasuki kelas baru kami. Dia berkata jika kelas itu hanya sementara karena ini adalah masa-masa orientasi siswa. Aku tak mengerti apa itu masa orientasi siswa, aku hanya mengangguk seolah setuju padahal aku tak mengerti apa yang guru itu bicarakan.
            Aku memasuki sebuah kelas, aku masuk di kelas 1.2 aku duduk di bagian nomor 2 dari depan, bersama dengan seorang perempuan bernama Clara, itulah pertemuan pertamaku dengan clara, dia cantik dan juga manis, dia juga sangat ramah kepadaku.
            Hari terakhir MOS,
            Hari ini hari terakhir aku menjalankan mos, aku sangat senang bertemu dengan orang-orang dengan seribu karater yang berbeda. Seorang guru datang ke kelas kami, ia berkata jika besok akan dimulai tahun pelajaran baru, ia berkata selamat datang di dunia kalian yang baru. Aku tak pernah tau jika dunia baruku ini aku akan berjumpa dengan orang itu.
            (15 juli 2010)
            Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, lagi-lagi aku duduk sendirian di bangku taman sekolah yang rindang. Banyak wajah-wajah baru yang nanti akan menuliskan sebuah pengalaman baru untukku. Aku melamun sejenak, jika saja saudara laki-laki itu menerima tawaran kerja di perusahaan malaysia, mungkin aku takkan berada disini, aku akan tinggal di negara baru dengan semua yang serba baru. Aku berkhayal bagaimana jika aku benar-benar di Malaysia, datang ke Indonesia hanya dalam liburan saja.
            Tiba-tiba saja suara bel berhasil menyadarkanku dari lamunanku, aku langsung berbaris seperti anak-anak yang lain. Seperti biasa wanita itu berdiri diatas podium sambil menyampaikan amanatnya yang panjang di siang hari yang panas ini. Akhirnya mungkinTuhan mendengarkan doaku, ia mengakhiri amanatnya dan langsung menyebutkan kelas baruku.
            Satu persatu satu siswa di panggil namanya, aku menunggu giliranku, tiba saatnya giliranku, aku berlari mengikuti seorang anak yang kebetulan di panggil sebelum namaku. Dia berbaris, aku mengikutinya berbaris, seorang guru perempuan yang sudah agak tua berdiri di depanku. Dia akan menjadi wali kelasku, aku berbaris mengikuti yang lainnya. Ia menyuruh semuanya masuk ke kelas. Aku duduk nomor dua dari belakang bersama dengan teman SD ku dulu.
            Seseorang mengajakku bertukar tempat dan aku menyetujuinya, aku duduk dengan seorang gadis bernama Putri, dia sangat baik, dia masih keturunan china dan dia juga seperti diriku, pecinta Justin Bieber. Kami akhirnya berteman.
(PERTEMUAN PERTAMAKU DENGAN LAKI-LAKI ITU....)
            Aku sedang mencari kelas sepupuku, aku bertanya kepada seorang seniorku, dan dia menunjukkan kelasnya. Saat itu aku menghampiri sepupuku yang bernama Saskia, saat aku sedang berbincang dengan sepupuku, laki-laki itu menghampiri sepupuku, itu adalah pertama kali aku bertemu dengan pria itu. Pria yang sampai saat ini masih kusukai, aku melihat kearahnya, ia tersenyum kepadaku dia bertanya kepada sepupuku siapa aku. Sepupuku menjelaskan jika aku adalah keponakan dia. Dia hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melihat senyum itu untuk pertama kalinya. Dan untuk pertama kalinya aku bertemu dengan pria itu.
            Aku selalu mencari tentang pria itu, tentang orang yang hingga sekarang mampu membuatku jatuh cinta. Aku mendengar dari semua orang bahwa dia bernama Bryan. Dia kakak kelas yang pintar, semua orang bilang jika ia selalu mendapatkan juara umum berturut-turut, aku mencari informasi tentangnya. Tapi belakang ini aku berhenti mencari informasi tentang dia karena aku disibukkan dengan ujian kenaikan kelasku.
            Setiap hari aku selalu bertemu dengannya, dia selalu bersama dengan teman-teman. Aku melihat dia, selalu ceria. Aku sebenarnya sedih, jika aku naik kelas itu artinya aku akan berpisah dengannya, tapi aku bertekad untuk mengejar cintaku di SMA nanti.
(perpisahan dengan laki-laki itu.............)
            Aku sangat sedih, ternyata hari itu adalah hari dimana aku terakhir melihat dia di sekolah ini, hari itu aku memberanikan diriku untuk menegurnya hanya sekedar untuk basa-basi saja. Dia akhirnya mengenalku walau hanya sebentar, dan itu adalah hari terakhir dimana aku bertemu dengannya di sekolah itu. Jujur aku sangat sedih melihat itu semua, tetapi aku tetap bertekad jika aku harus mengejar cintanya di SMA nanti.
            (PERJUMPAANKU DENGAN LAKI-LAKI ITU LAGI...... DI SMA)
            Kau tau, jujur sebenarnya aku tak ingin bersekolah di SMA itu, aku ingin pindah merasakan pengalaman yang baru. Tetapi laki-laki itu lagi yang menyemangatiku. Aku sangat amat bahagia. Aku masuk kesebuah eskul, aku tidak tau jika dia adalah ketua eskul itu. Ia menyuruhku untuk berkenalan, aku pun berkenalan, dia mulai menanyakan hal-hal tentang diriku. Aku sangat senang karena bisa dekat dengan orang itu. Orang itu dia lagi-lagi hidup di kepalaku, aku mungkin tak sering bertemu dengan dia, bercerita, mengobrol atau bahkan bertukar kabar, tapi aku menyukainya lagi dan lagi, aku selalu menyayanginya mencintainya.
            Jujur seandainya saja, dia tau tentang diriku, seandainya saja dia melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan padanya, aku bahagia. Tak masalah jika kita menganggumi seseorang dari jauh. Tak apa kita menyukai seseorang tapi ia menyukai orang lain. Aku menyukainya, dan terus menyukainya. Jika suatu saat nanti aku menyukai orang lain dia akan selalu ada di dalam hatiku seperti sebuah “bayangan”.
            Orang itu, ia berhasil mendobrak pintu hatiku. Tetapi aku malah menutupnya kembali. Bukan. Bukan karena aku ingin dia bersungguh-sungguh, tetapi aku hanya ingin, aku saja yang membuka hatiku untuk dia tanpa harus mendobraknya. Mungkinkah ini sebuah kebalikan atau entahlah, yang terjadi sekarang aku yang berusaha mendobrak pintu hatinya tetapi bukan untuk pintu utama melainkan untuk pintu rahasia, dimana diakan menemukannya dengan hati bukan dengan matanya.
            Seandai saja kau tau diriku, aku selalu menunggumu, aku bahkan berdoa kepada TUHAN, jika suatu saat nanti kau adalah masa depanku. Aku akan berpetualangan untuk dunia pendidikanku dulu, aku akan memperjuangkan pendidikanku dulu, jika suatu saat nanti aku sudah sukses aku akan mencarimu, aku tak perduli apa kau sudah mempunyai orang lain atau tidak. Yang jelas aku akan mengutarakan isi hatiku meskipun keberanianku sangat kecil.
            Aku menyukaimu, aku tidak ingin hanya aku dan TUHAN saja yang tau. Aku menyukaimu dan aku tidak perduli apa kau menyukai orang lain atau menyukaiku juga. Aku hanya takut, jika aku menemukan penggantimu, jika ada yang berhasil mendobrak hatiku, jika ada yang berhasil melawan waktu untuk menemuiku, jika ada yang berhasil menggeser namamu di hatiku, jika ada yang bisa menghapus ukiran namamu di hatiku, kau baru datang dengan sejuta cintamu untukku memberikan semuanya dan meminta maaf dengan seribu penyesalan.
            Haruskan aku menertawakanmu dan berkata jika kau menyesal mengabaikanku ? TIDAK !! aku takut jika itu terjadi denganku. Mungkin aku akan menangis dan berkata “kau selalu hidup di hatiku tapi hanya sebagai ilusi bukan nyata” . aku mungkin gadis aneh menurutmu, disaat semua orang menyukai hujan, aku malah takut. Disaat mereka menyukai langit, aku malah sedih. Disaat mereka menyukai lagumu aku malah menyukai yang lain. Disaat mereka tertawa aku malah diam terkadang melamun. Kau tau tak banyak hal yang dihidupku sama seperti mereka. Mereka suka berhias sedangkan aku benci berhias.
            Disaat banyak mereka menyukai bola aku hanya memilih basket. Mereka selalu berkata “kau menyukai hal yang kami benci dan kami menyukai hal yang kau benci” . mungkin aku akan menunggu, tapi tidak di sini, di waktu ini atau besok dan lusa. Aku menunggumu di satu hari di sebuah tempat yang sama-sama kita sukai.

            jadi, sampai jumpa masa depanku di sebuah negara yang kita berdua sukai,
Aku menunggumu di sana dengan satu harapan dan seribu cinta
Bukan seribu harapan dan satu cinta, karena
Di tiap cinta itu terdapat harapan-harapan yang tersembunyi,
Aku menyukaimu