Selasa, 08 Juli 2014

CERPEN : UNTUK PERTAMA KALINYA .....


            Umurku baru waktu itu baru 12 tahun, mungkin sangat muda bagiku untuk mengenal namanya cinta, yah sangat muda sekali, seharusnya aku memikirkan pendidikanku daripada memikirkan cinta. Aku belum pernah mengenal yang namanya cinta sampai aku bertemu dengan laki-laki itu. Yah sejak pertama kali aku melihat laki-laki itu aku merasa jika aku punya sesuatu, sesuatu yang di sebut “cinta”. Dia kakak kelasku dari SMP dan aku mulai menyukainya sejak kelas 1 SMP, aku tau bukannya saatnya untukku mengerti apa artinya cinta.
            Perkenalkan namaku dinda purnama sari, ini ceritaku ketika masih sekolah. Aku tidak mengerti mengapa semua ini terjadi, yang jelas seandainya jika saudara laki-laki tidak masuk polisi mungkin kami sudah tinggal di negara tetangga. Malaysia. Karena saudara laki-laki pernah mendapatkan sebuah tawaran kerja disana. Aku agak gugup dan bingung jika harus menceritakan ini. Entahlah apakah aku siap atau tidak.
            (12, juli 2010 ketika aku pertama kali menginjakkan kakiku di jenjang SMP)
            Hari ini aku berjalan menuju sekolah baruku diantar oleh pamanku. Aku melangkah kan kakiku pertama kali di sekolah ini sendirian. Kulihat semua orang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Aku menduga-duga kelasku, saat itu aku hanya sendirian tidak ada seorangpun menegur atau melihat kearahku.
            Bel berdentang, seorang guru laki-laki berdiri di belakang mikrofon sekolah, ia mengeluarkan sebuah pengumuman untuk siswa baru harap untuk berbaris. Aku berbaris paling depan sekali, aku melihat disebelahku mereka tersenyum kepadaku, akupun tersenyum dan dia tidak menanyakan kepadaku siapa diriku.
            Seluruh guru berbaris di depan kantor guru. Seorang guru wanita yang bernama Diana memberikan arahan kepada kami semua, ia mempersilahkan kepala sekolah baru kami untuk menyampaikan maksudnya. Aku hanya melihat di sekelilingku, saat itu cuaca sangat panas dan membosankan. Aku hanya memperhatikan siswa lama atau kakak kelasku sibuk dengan gaya mereka masing-masing. Mereka berlomba-lomba memamerkan seluruh barang-barang canggih mereka. Dengan gaya yang tinggi hati mereka seakan ingin memamerkan jika mereka adalah penguasa di sekolah itu.
            Setelah kepala sekolah selesai menyampaikan amanatnya, guru wanita itupun segera menyebutkan satu persatu nama kami untuk memasuki kelas baru kami. Dia berkata jika kelas itu hanya sementara karena ini adalah masa-masa orientasi siswa. Aku tak mengerti apa itu masa orientasi siswa, aku hanya mengangguk seolah setuju padahal aku tak mengerti apa yang guru itu bicarakan.
            Aku memasuki sebuah kelas, aku masuk di kelas 1.2 aku duduk di bagian nomor 2 dari depan, bersama dengan seorang perempuan bernama Clara, itulah pertemuan pertamaku dengan clara, dia cantik dan juga manis, dia juga sangat ramah kepadaku.
            Hari terakhir MOS,
            Hari ini hari terakhir aku menjalankan mos, aku sangat senang bertemu dengan orang-orang dengan seribu karater yang berbeda. Seorang guru datang ke kelas kami, ia berkata jika besok akan dimulai tahun pelajaran baru, ia berkata selamat datang di dunia kalian yang baru. Aku tak pernah tau jika dunia baruku ini aku akan berjumpa dengan orang itu.
            (15 juli 2010)
            Hari ini adalah hari pertama ku masuk sekolah, lagi-lagi aku duduk sendirian di bangku taman sekolah yang rindang. Banyak wajah-wajah baru yang nanti akan menuliskan sebuah pengalaman baru untukku. Aku melamun sejenak, jika saja saudara laki-laki itu menerima tawaran kerja di perusahaan malaysia, mungkin aku takkan berada disini, aku akan tinggal di negara baru dengan semua yang serba baru. Aku berkhayal bagaimana jika aku benar-benar di Malaysia, datang ke Indonesia hanya dalam liburan saja.
            Tiba-tiba saja suara bel berhasil menyadarkanku dari lamunanku, aku langsung berbaris seperti anak-anak yang lain. Seperti biasa wanita itu berdiri diatas podium sambil menyampaikan amanatnya yang panjang di siang hari yang panas ini. Akhirnya mungkinTuhan mendengarkan doaku, ia mengakhiri amanatnya dan langsung menyebutkan kelas baruku.
            Satu persatu satu siswa di panggil namanya, aku menunggu giliranku, tiba saatnya giliranku, aku berlari mengikuti seorang anak yang kebetulan di panggil sebelum namaku. Dia berbaris, aku mengikutinya berbaris, seorang guru perempuan yang sudah agak tua berdiri di depanku. Dia akan menjadi wali kelasku, aku berbaris mengikuti yang lainnya. Ia menyuruh semuanya masuk ke kelas. Aku duduk nomor dua dari belakang bersama dengan teman SD ku dulu.
            Seseorang mengajakku bertukar tempat dan aku menyetujuinya, aku duduk dengan seorang gadis bernama Putri, dia sangat baik, dia masih keturunan china dan dia juga seperti diriku, pecinta Justin Bieber. Kami akhirnya berteman.
(PERTEMUAN PERTAMAKU DENGAN LAKI-LAKI ITU....)
            Aku sedang mencari kelas sepupuku, aku bertanya kepada seorang seniorku, dan dia menunjukkan kelasnya. Saat itu aku menghampiri sepupuku yang bernama Saskia, saat aku sedang berbincang dengan sepupuku, laki-laki itu menghampiri sepupuku, itu adalah pertama kali aku bertemu dengan pria itu. Pria yang sampai saat ini masih kusukai, aku melihat kearahnya, ia tersenyum kepadaku dia bertanya kepada sepupuku siapa aku. Sepupuku menjelaskan jika aku adalah keponakan dia. Dia hanya mengangguk sambil tersenyum. Aku melihat senyum itu untuk pertama kalinya. Dan untuk pertama kalinya aku bertemu dengan pria itu.
            Aku selalu mencari tentang pria itu, tentang orang yang hingga sekarang mampu membuatku jatuh cinta. Aku mendengar dari semua orang bahwa dia bernama Bryan. Dia kakak kelas yang pintar, semua orang bilang jika ia selalu mendapatkan juara umum berturut-turut, aku mencari informasi tentangnya. Tapi belakang ini aku berhenti mencari informasi tentang dia karena aku disibukkan dengan ujian kenaikan kelasku.
            Setiap hari aku selalu bertemu dengannya, dia selalu bersama dengan teman-teman. Aku melihat dia, selalu ceria. Aku sebenarnya sedih, jika aku naik kelas itu artinya aku akan berpisah dengannya, tapi aku bertekad untuk mengejar cintaku di SMA nanti.
(perpisahan dengan laki-laki itu.............)
            Aku sangat sedih, ternyata hari itu adalah hari dimana aku terakhir melihat dia di sekolah ini, hari itu aku memberanikan diriku untuk menegurnya hanya sekedar untuk basa-basi saja. Dia akhirnya mengenalku walau hanya sebentar, dan itu adalah hari terakhir dimana aku bertemu dengannya di sekolah itu. Jujur aku sangat sedih melihat itu semua, tetapi aku tetap bertekad jika aku harus mengejar cintanya di SMA nanti.
            (PERJUMPAANKU DENGAN LAKI-LAKI ITU LAGI...... DI SMA)
            Kau tau, jujur sebenarnya aku tak ingin bersekolah di SMA itu, aku ingin pindah merasakan pengalaman yang baru. Tetapi laki-laki itu lagi yang menyemangatiku. Aku sangat amat bahagia. Aku masuk kesebuah eskul, aku tidak tau jika dia adalah ketua eskul itu. Ia menyuruhku untuk berkenalan, aku pun berkenalan, dia mulai menanyakan hal-hal tentang diriku. Aku sangat senang karena bisa dekat dengan orang itu. Orang itu dia lagi-lagi hidup di kepalaku, aku mungkin tak sering bertemu dengan dia, bercerita, mengobrol atau bahkan bertukar kabar, tapi aku menyukainya lagi dan lagi, aku selalu menyayanginya mencintainya.
            Jujur seandainya saja, dia tau tentang diriku, seandainya saja dia melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan padanya, aku bahagia. Tak masalah jika kita menganggumi seseorang dari jauh. Tak apa kita menyukai seseorang tapi ia menyukai orang lain. Aku menyukainya, dan terus menyukainya. Jika suatu saat nanti aku menyukai orang lain dia akan selalu ada di dalam hatiku seperti sebuah “bayangan”.
            Orang itu, ia berhasil mendobrak pintu hatiku. Tetapi aku malah menutupnya kembali. Bukan. Bukan karena aku ingin dia bersungguh-sungguh, tetapi aku hanya ingin, aku saja yang membuka hatiku untuk dia tanpa harus mendobraknya. Mungkinkah ini sebuah kebalikan atau entahlah, yang terjadi sekarang aku yang berusaha mendobrak pintu hatinya tetapi bukan untuk pintu utama melainkan untuk pintu rahasia, dimana diakan menemukannya dengan hati bukan dengan matanya.
            Seandai saja kau tau diriku, aku selalu menunggumu, aku bahkan berdoa kepada TUHAN, jika suatu saat nanti kau adalah masa depanku. Aku akan berpetualangan untuk dunia pendidikanku dulu, aku akan memperjuangkan pendidikanku dulu, jika suatu saat nanti aku sudah sukses aku akan mencarimu, aku tak perduli apa kau sudah mempunyai orang lain atau tidak. Yang jelas aku akan mengutarakan isi hatiku meskipun keberanianku sangat kecil.
            Aku menyukaimu, aku tidak ingin hanya aku dan TUHAN saja yang tau. Aku menyukaimu dan aku tidak perduli apa kau menyukai orang lain atau menyukaiku juga. Aku hanya takut, jika aku menemukan penggantimu, jika ada yang berhasil mendobrak hatiku, jika ada yang berhasil melawan waktu untuk menemuiku, jika ada yang berhasil menggeser namamu di hatiku, jika ada yang bisa menghapus ukiran namamu di hatiku, kau baru datang dengan sejuta cintamu untukku memberikan semuanya dan meminta maaf dengan seribu penyesalan.
            Haruskan aku menertawakanmu dan berkata jika kau menyesal mengabaikanku ? TIDAK !! aku takut jika itu terjadi denganku. Mungkin aku akan menangis dan berkata “kau selalu hidup di hatiku tapi hanya sebagai ilusi bukan nyata” . aku mungkin gadis aneh menurutmu, disaat semua orang menyukai hujan, aku malah takut. Disaat mereka menyukai langit, aku malah sedih. Disaat mereka menyukai lagumu aku malah menyukai yang lain. Disaat mereka tertawa aku malah diam terkadang melamun. Kau tau tak banyak hal yang dihidupku sama seperti mereka. Mereka suka berhias sedangkan aku benci berhias.
            Disaat banyak mereka menyukai bola aku hanya memilih basket. Mereka selalu berkata “kau menyukai hal yang kami benci dan kami menyukai hal yang kau benci” . mungkin aku akan menunggu, tapi tidak di sini, di waktu ini atau besok dan lusa. Aku menunggumu di satu hari di sebuah tempat yang sama-sama kita sukai.

            jadi, sampai jumpa masa depanku di sebuah negara yang kita berdua sukai,
Aku menunggumu di sana dengan satu harapan dan seribu cinta
Bukan seribu harapan dan satu cinta, karena
Di tiap cinta itu terdapat harapan-harapan yang tersembunyi,
Aku menyukaimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar